SURVEY KESUBURAN LAHAN DAN REKOMENDASI PEMUPUKAN UNTUK KEBUN JAGUNG

                                PENDAHULUAN
Salah seorang client PT. Pasirhuni Agro Lestari Indonesia, 4 tahun yang lalu membeli lahan seluas 9 Ha di daerah Cicurug, Sukabumi. Lahan ini, katanya selama bertahun2 ditanami singkong, oleh penduduk setempat. Client kami ini akan menggunakan 2 Ha dari lahan tersebut untuk menanam Jagung.  Untuk itu dia minta utuk melakukan survey kesuburan tanah untuk seluruh lahan tersebut dan rekomendasi pembenahan tanah dan pemupukan.

SAMPLING
Survey dilakukan dengan mengambil sample tanah di lokasi. Untuk  setiap 2 Ha lahan ,
kami diambil 5 sampel pada titik-titik tertentu, lalu digabung menjadi 1 sampel.  Total sampel gabungan 5 sampel. Terhadap sampel-sampel ini dilakukan analisa C-organik, hara primer N,P dan K dan mikroba tanah, untuk penambat Nitrogen, pelarut Phosphat dan Kalium.

ANALISA  KUALITAS TANAH

Pengukuran C-organik Tanah
Tingkat kesuburan lahan diukur berdasarkan kandunga C-organik dari 5 sampel. C-organik sendiri diukur dengan metoda Walkley-Black, sebagai berikut :

a.  Prinsip
    C-organik dalam tanah terlebih dahulu dioksidasikan dengan kalium bikromat, kemudian  
    didesktruksi dengan asam sulfat pekat dan asam fosfat. Besarnya C yang hilang karena 
    teroksidasi merupakan kadar C dalam tanah.

b.  Alat-alat :
     • Timbangan analitik / digital
     • Labu erlenmeyer 500 ml
     • Buret
     • Pengaduk magnetik (magnetik stirer)
     • Pipet 10 ml
     • Gelas ukur
     • Labu volumetrik (labu takar) 1 L.

c. Bahan pereaksi :
    • Asam sulfat pekat (H2SO4, 96%)
    • Asam fosfat pekat (H3PO4, 85%)
    • Kalium bikromat 1 N.
      Ditimbang 49.04 g K2Cr2O7, kemudian dilarutkan dengan aqudest dalam baker glass 
      500 ml. Diaduk perlahan-lahan, kemudian dituangkan ke dalam labu volumetrik (labu  
      takar) 1 L dan ditambahkan aquadest sampai tanda garis.
   • Indikator difenilamin
          Ditimbangkan 0.5 g difenilamin (p. a.) dan dilarutkan dalam 20 ml aquadest, 
          kemudian  ditambahkan 100 ml H2SO4pekat.
   • Larutan ferosulfat 0.5 N.
          Dilarutkan 278 g FeSO4 dengan aquadest dalamgelas piala 500 ml.
          Ditambahakan 15 ml H2SO4 dan diaduk perlahan-lahandengan pengaduk kaca, 
          setelah itu di encerkan menjadi 1 L dalam labu volumetrik


d.  Cara kerja :
     · Timbang 0.01 g contoh tanah, 
       dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 
       500 ml.
     · Pipet 10 ml larutan K2Cr2O7 1 N 
       dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 
       tersebut.
     · Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat 
       dengan menggunakan gelas ukur, 
       digoyangkan perlahan-lahan dan 
       hati-hati jangan sampai contoh tanah 
       melekat di dinding gelas.
     · Kerjakan prosedur nomor 1 sampai 
       nomor 3 untuk blanko (tanpa contoh 
       tanah).
     · Selanjutnya ditambah 200 ml aquadest dan ditambahkan 10 ml H3PO4 pekat dan 30
       tetes indikator difenilamin.
     · Larutan ini selanjutnya dititrasi dengan FeSO4 0.5 N sampai terjadi perubahan
       warna mula-mula dari hijau gelap menjadi biru keruh, dan menjadi hijau terang
       pada titik akhir titrasi.


e.  Perhitungan :
     Kadar karbon dalam tanah :
              % C = {(V1-V2)/S} x N x 0.39
             Dimana :
                   V1 = volume FeSO4 yang terpakai
                            untuk titrasi blanko
                   V2 = volume FeSO4 yang terpakai
                            untuk titrasi contoh
                     S = bobot contoh kering oven
                           105oC dalam gram
                     N = normalitas FeSO4 (misalnya : 0.5 )
                 0.39 berasal dari : 3 x 10-3 x 100% x 1.3 (3=bobot ekivalen karbon)
               Catatan :
                Faktor 1.3 adalah faktor kompensasi untuk pembakaran bahan organik
                yang tidak  sempurna.
Selanjut nya, Nitrogen diukur dengan Metoda Kjedahl,sedangkan P dan K ditentukan secara spektrofotometrik.

HASIL  ANALISA
Jenis Tanah    : Inceptisol
Tesktur Tanah : Claylum (Lempung berliat)
pH Tanah      : Cenderung masam (Rata-rata < 6)

Hasil Analisa


KESIMPULAN

Lahan seluas 9 Ha tersebut merupakan lahan miskin, dan sedikit masam

PROPOSAL PEMBENAH TANAH DAN PEMUPUKAN

Untuk menjadikan lahan tersebut tergolong lahan subur, maka direkomendasikan untuk diperlakukan dengan pupuk organik hayati yang akan kami formulasi khusus, yaitu PHORGANIK-SR formulasi khusus, dengan dosis sebanyak 2,6 Ton/Ha. JANGAN DITABUR. Siram dengan air pagi dan sore.
Setelah 2 minggu, tanam bibit, beri lagi PHORGANIK-SR , sebagai pupuk dasar, sebanyak 150 gram/tanaman. Pemberian pada kedalaman antara 5-10 cm di pokok tanaman, lalu tutup dengan tanah.

Untuk pemupukan lanjutan, kami formulasikan pupuk semi organik, PHORGANIK-SR khusus-NPK5-C12. Gunakan pupuk ini sebanyak 200 gr/tanaman, pada saat tanaman mulai mengeluarkan malai.

LAPORAN HASIL PANEN

Kami tidak tahu bibit jagungnya varietas apa dan berasal dari mana yang di tanam oleh client kami ini. Kami juga tidak diberitahu, apakah mereka menggunakan pupuk lain, selain yg kami sediakan.  Client kami juga tidak melaporkan secara rinci hasil panen percobaannya, hanya mengirimkan 10 tongkol Jagung, sebagai contoh untuk kami.  Katanya, jagungnya mulai panen ketika 96 hari setelah tanam. Berdasarkan contoh ini kami lakukan pengukuran sebagai berikut : Kadar air rata-rata 26,5%. Diamater tongkol rata-rata 16,4 cm. Panjang Tongkol rata-rata 17,9 cm. Bobot tongkol rata-rata 224 gr. Bobot biji jangung rata-rata 191 gr/tongkol. 
Catatan :
PHORGANIK-SR, juga digunakan untuk jagung oleh client kami yang lain di Lampung dan Sumatera Selatan, dengan memberikan hasil yang, kata mereka, 30 - 40% lebih baik dari sebelumnya..    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar,Saran dan Kritik, yang membangun, sangat kami hargai.