PENDAHULUAN
.jpg)
SAMPLING
Survey
dilakukan dengan mengambil sample tanah di lokasi. Untuk setiap 2 Ha lahan ,
kami diambil 5 sampel pada titik-titik tertentu, lalu digabung menjadi 1 sampel. Total sampel gabungan 5 sampel. Terhadap sampel-sampel ini dilakukan analisa C-organik, hara primer N,P dan K dan mikroba tanah, untuk penambat Nitrogen, pelarut Phosphat dan Kalium.
kami diambil 5 sampel pada titik-titik tertentu, lalu digabung menjadi 1 sampel. Total sampel gabungan 5 sampel. Terhadap sampel-sampel ini dilakukan analisa C-organik, hara primer N,P dan K dan mikroba tanah, untuk penambat Nitrogen, pelarut Phosphat dan Kalium.
ANALISA KUALITAS TANAH
Pengukuran C-organik Tanah
Tingkat
kesuburan lahan diukur berdasarkan kandunga C-organik dari 5 sampel.
C-organik sendiri diukur dengan metoda Walkley-Black, sebagai berikut :
a. Prinsip
C-organik dalam tanah terlebih dahulu dioksidasikan dengan kalium bikromat, kemudian
didesktruksi dengan asam sulfat pekat dan asam fosfat. Besarnya C yang hilang karena
teroksidasi merupakan kadar C dalam tanah.
b. Alat-alat :
• Timbangan analitik / digital
• Labu erlenmeyer 500 ml
• Buret
• Pengaduk magnetik (magnetik stirer)
• Pipet 10 ml
• Gelas ukur
• Labu volumetrik (labu takar) 1 L.
c. Bahan pereaksi :
• Asam sulfat pekat (H2SO4, 96%)
• Asam fosfat pekat (H3PO4, 85%)
• Kalium bikromat 1 N.
Ditimbang 49.04 g K2Cr2O7, kemudian dilarutkan dengan aqudest dalam baker glass
500 ml. Diaduk perlahan-lahan, kemudian dituangkan ke dalam labu volumetrik (labu
takar) 1 L dan ditambahkan aquadest sampai tanda garis.
• Indikator difenilamin
Ditimbangkan 0.5 g difenilamin (p. a.) dan dilarutkan dalam 20 ml aquadest,
kemudian ditambahkan 100 ml H2SO4pekat.
• Larutan ferosulfat 0.5 N.
Dilarutkan 278 g FeSO4 dengan aquadest dalamgelas piala 500 ml.
Ditambahakan 15 ml H2SO4 dan diaduk perlahan-lahandengan pengaduk kaca,
setelah itu di encerkan menjadi 1 L dalam labu volumetrik
· Timbang 0.01 g contoh tanah,
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
500 ml.
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
500 ml.
· Pipet 10 ml larutan K2Cr2O7 1 N
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
tersebut.
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
tersebut.
· Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat
dengan menggunakan gelas ukur,
digoyangkan perlahan-lahan dan
hati-hati jangan sampai contoh tanah
melekat di dinding gelas.
dengan menggunakan gelas ukur,
digoyangkan perlahan-lahan dan
hati-hati jangan sampai contoh tanah
melekat di dinding gelas.
· Kerjakan prosedur nomor 1 sampai
nomor 3 untuk blanko (tanpa contoh
tanah).
nomor 3 untuk blanko (tanpa contoh
tanah).
· Selanjutnya ditambah 200 ml aquadest dan ditambahkan 10 ml H3PO4 pekat dan 30
tetes indikator difenilamin.
· Larutan ini selanjutnya dititrasi dengan FeSO4 0.5 N sampai terjadi perubahan
warna mula-mula dari hijau gelap menjadi biru keruh, dan menjadi hijau terang
pada titik akhir titrasi.
warna mula-mula dari hijau gelap menjadi biru keruh, dan menjadi hijau terang
pada titik akhir titrasi.
e. Perhitungan :
Kadar karbon dalam tanah :
% C = {(V1-V2)/S} x N x 0.39
Dimana :
V1 = volume FeSO4 yang terpakai
untuk titrasi blanko
untuk titrasi blanko
V2 = volume FeSO4 yang terpakai
untuk titrasi contoh
untuk titrasi contoh
S = bobot contoh kering oven
105oC dalam gram
105oC dalam gram
N = normalitas FeSO4 (misalnya : 0.5 )
0.39 berasal dari : 3 x 10-3 x 100% x 1.3 (3=bobot ekivalen karbon)
Catatan :
Faktor 1.3 adalah faktor kompensasi untuk pembakaran bahan organik
yang tidak sempurna.
yang tidak sempurna.
Selanjut nya, Nitrogen diukur dengan Metoda Kjedahl,sedangkan P dan K ditentukan secara spektrofotometrik.
HASIL ANALISA
Jenis Tanah : Inceptisol
Tesktur Tanah : Claylum (Lempung berliat)
pH Tanah : Cenderung masam (Rata-rata < 6)
KESIMPULANHASIL ANALISA
Jenis Tanah : Inceptisol
Tesktur Tanah : Claylum (Lempung berliat)
pH Tanah : Cenderung masam (Rata-rata < 6)
Lahan seluas 9 Ha tersebut merupakan lahan miskin, dan sedikit masam
PROPOSAL PEMBENAH TANAH DAN PEMUPUKAN
Untuk
menjadikan lahan tersebut tergolong lahan subur, maka direkomendasikan
untuk diperlakukan dengan pupuk organik hayati yang akan kami formulasi
khusus, yaitu PHORGANIK-SR formulasi khusus, dengan dosis sebanyak 2,6 Ton/Ha.
JANGAN DITABUR. Siram dengan air pagi dan sore.
Setelah 2
minggu, tanam bibit, beri lagi PHORGANIK-SR , sebagai pupuk dasar,
sebanyak 150 gram/tanaman. Pemberian pada kedalaman antara 5-10 cm di
pokok tanaman, lalu tutup dengan tanah.
Untuk pemupukan lanjutan, kami formulasikan pupuk semi organik, PHORGANIK-SR khusus-NPK5-C12. Gunakan pupuk ini sebanyak 200 gr/tanaman, pada saat tanaman mulai mengeluarkan malai.
LAPORAN HASIL PANEN
Kami
tidak tahu bibit jagungnya varietas apa dan berasal dari mana yang di tanam oleh client kami ini. Kami
juga tidak diberitahu, apakah mereka menggunakan pupuk lain, selain yg
kami sediakan. Client kami juga tidak melaporkan secara rinci hasil
panen percobaannya, hanya mengirimkan 10 tongkol Jagung, sebagai contoh
untuk kami. Katanya, jagungnya mulai panen ketika 96 hari setelah tanam. Berdasarkan contoh ini kami lakukan pengukuran sebagai
berikut : Kadar air rata-rata 26,5%. Diamater tongkol rata-rata 16,4 cm. Panjang Tongkol rata-rata 17,9 cm. Bobot tongkol rata-rata 224 gr. Bobot biji jangung rata-rata 191 gr/tongkol.
.jpg)
Catatan :
PHORGANIK-SR, juga digunakan untuk jagung oleh client kami yang lain di Lampung dan Sumatera Selatan, dengan memberikan hasil yang, kata mereka, 30 - 40% lebih baik dari sebelumnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar,Saran dan Kritik, yang membangun, sangat kami hargai.