Pernah mendengar sebuah desa bernama Desa Labai....??. Desa ini
terletak di Kec. Balai Berkuak, Kab. Ketapang, Prop. Kalimantan Barat.
Disini ada sebuah kebun kelapa sawit yang luasnya mencapai 18000 Ha.
(Baca: Delapan belas ribu hektar). Lahannya cukup subur, tapi ada
beberapa lokasi yang terdiri dari pasir. Ke lokasi berpasir inilah Tim
Kami, pergi mempromosikan pupuk yang kami produksi. Singkatnya kami melakukan uji coba Pemupukan Kelapa Sawit di Lahan Berpasir
Lahan berpasir, jelas merupakan lahan yang sangat tidak menguntungkan
bagi perkebunan, karena daya ikat air sangat kecil, sehingga apapun
pupuk yang diberikan akan terbawa oleh air dan tidak sempat berikatan
dengan material disekitarnya. Akibatnya, tanaman tidak menemukan unsur
hara yang cukup untuk pertumbuhannya.
Secara lengkap inilah faktor-faktor negatif yang dijumpai pada lahan pasir:
Faktor-faktor yang dijumpai di area pasir dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit adalah :
1. Rendahnya unsur hara tersedia pada lahan pasir
2. Rendahnya koloidal tanah 3. Tingginya pencucian unsur hara
4. Tingkat erodibilitas yang tinggi
5. Produktivitas lahan (ekonomiskah ?)
Faktor-faktor yang dijumpai di area pasir dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit adalah :
1. Rendahnya unsur hara tersedia pada lahan pasir
2. Rendahnya koloidal tanah 3. Tingginya pencucian unsur hara
4. Tingkat erodibilitas yang tinggi
5. Produktivitas lahan (ekonomiskah ?)
Tapi pupuk produksi kami seperti PHORGANIK-SR, merupakan pupuk yang istimewa dan serba guna. Produk ini
mengandung C-organik yang tinggi (min 18%), kadar N,P dan K antara 1%
sampai 2%, dan yang juga sangat menentukan kualitasnya adalah mikroorganisme perombak dan penyubur tanah, mikroorganisme
penghasil hormon dan penghasil antihama untuk hama-hama tular tanah yang diinokulasikan kedalam pupuk ini, sehingga PHORGANIK-SR layak disebut Pupuk Organik Hayati.
Karakteristik pupuk ini yang sangat penting untuk lahan berpasir, adalah kemampuannya mengikat air, sehingga sangat baik di
applikasikan dilahan berpasir.
Tenaga Ahli PT.PHALESTINA sedang meracik pupuk di lokasi kebun, disaksikan Manajer Kebun. |
Kemampuan PHORGANIK-SR mengikat air lebih lama, akan membuat
perakaran mempunyai kesempatan untuk menyerap unsur hara yang
terdapat didalam pupuk dan sekitarnya. Dalam applikasi ini, kami
mencampur PHORGANIK-SR dengan PHROGENTA NPK 15-9-9 dan MIKROBIO Fertiles, dengan
dosis tertentu.
PHROGENTA NPK 15-9-9 adalah pupuk anorganik dgn NPK 15-9-9., bersifat slow
release, sehingga saat hujan datang, unsur haranya tidak larut semua dan hanyut terbawa
aliran air.
MIKROBIO Fertiles, adalah pupuk hayati atau bio-fertilizer
yang akan menguraikan molekul-molekul hara yang terdapat pada lahan.
PHORGANIK-SR sendiri akan mengikat air, ditambah dengan kerjasama
mikroorganisme didalamnya yang berfungsi menguraikan bahan organik dan
mikroorganisme dalam MIKROBIO Fertiles yang akan menguraikan molekul
besar dalam pasir, akan membuat lahan berpasir menjadi lebih kompak,
sehingga kemampuannya menahan air, akan lebih besar. Lambat laun pasir
disekitar perakaran akan berubah menjadi tanah yang lebih kompak.
Mengapplikasi campuran pupuk |
Jadi solusi pemupukan dilahan berpasir dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Kandungan unsur hara yang RENDAH
Lahan Pasir kandungan unsur haranya, baik makro-primer, makro-skunder maupun mikro sangat rendah. Hal ini menyebabkan tanaman
akan mengalami defisiensi berat. Untuk memperoleh pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang baik dibutuhkan input yang sangat
tinggi/mahal, baik dari pupuk (kuantitas) dan bahan organik ataupun soil
conditioner lainnya.
Solusi :
Lakukan
pemupukan yang berimbang baik dari segi kuantitas maupun jenis pupuk
yang cocok untuk area berpasir. Untuk kebutuhan unsur hara, gunakan PHORGANIK-SR yang di campur dengan PHROGENTA.
Kombinasi ini merupakan pupuk yang sangat bagus di applikasikan untuk
mengatasi kekurangan unsur hara bagi tanaman sawit di lahan pasir.
Disamping itu, berikan MIKROBIO Fertiles,
yaitu pupuk hayati yang berisi mikroorganisme pengurai unsur hara,
sehingga unsur hara yg terikat dalam bentuk molekul besar, diuraikannya
menjadi unsur hara yang dapat di serap oleh akar tanaman.
2. Koloidal Tanah Yang RENDAH
Fraksi
tanah yang memiliki sifat koloidal adalah fraksi liat. Pasir, yang
memiliki ukuran kasar, memiliki koloidal yang sangat rendah. Dengan
nilai koloidal yang sangat rendah ini, maka kemampuan untuk
mempertukarkan kation/anion yang sangatlah rendah pula. Dengan kondisi
seperti ini, pencucian unsur hara akan sangat tinggi. Pupuk yang
diberikan, sebagian besar akan hilang tercuci sebelum diserap akar
tanaman.
Solusi :
PHORGANIK-SR
adalah pupuk organik hayati yang juga dapat berfungsi sebagai pembenah tanah.
Pupuk ini akan memicu pembentukan tanah, mengikat air lebih lama
sehingga dapat memperbaiki kemampuan lahan pasir untuk menahan unsur
hara. Yang pada gilirannya, memberi kesempatan lebih lama bagi akar
tanaman “menghisap” unsur hara yang dibutuhkan tersebut.
Pemupukan yang tepat dapat menyuburkan tanaman sawit di lahan pasir |
Seperti
yang sudah disampaikan di point 2. Tanah pasir memiliki potensi
pencucian unsur hara yang sangat tinggi karena kemampuannya dalam
mengikat unsur hara (ion-ion) sangat rendah karena kandungan koloidalnya
yang rendah. Dengan pencucian unsur hara yang tinggi ini, akan
menyebabkan rendahnya efisiensi pemupukan.
Solusi :
Gunakan PHORGANIK-SR, karena pupuk ini juga dapat meningkatkan effisiensi
pemupukan, karena PHORGANIK-SR mampu mengikat air, sehingga unsur hara
tidak tercuci bersama air hujan.
4. Erodibilitas
Lahan
pasir sangat mudah teroerosi, karena tidak adanya daya ikat yg kuat
antara butir butir pasir tersebut. Dengan kondisi seperti ini, aplikasi
pemupukan di permukaan akan sangat rendah efisiensinya bila dilakukan
pada saat hujan.
Solusi :
Solusi :
Pengikisan
top soil harus dihindari pada saat pembukaan lahan, karena dengan
terganggunya lapisan atas, akan menyebabkan aliran permukaan semakin
mudah membawa partikel-partikel pasir.Dan, jangan lupa menambahkan PHORGANIK-SR untuk membentuk daya ikat terhadap unsur hara. Sehingga mengurangi tingkat erosi.
5. Produktivitas Lahan
5. Produktivitas Lahan
Produksitivitas
lahan pasir sudah pasti jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan
mineral. Dengan segala macam keterbatasan dan input yang tinggi pada
lahan pasir, ada satu pertanyaan yang perlu diajukan, apakah masih
ekonomis untuk dikembangkan tanaman kelapa sawit ? Memang kajian secara
seksama hingga saat ini masih belum dilakukan, namun potensi produksi
dan input yang tinggi, sudah tentu akan sangat meminimkan efisiensi
pendapatan di lahan pasir.
Solusi:
Gunakan produk PT. Pasirhuni Agro Lestari Indonesia, untuk meningkatkan produktifitas lahan pasir ini. Berdasarkan
uji coba di perkebunan kelapa sawit di Desa Labai, Balai
Berkuak, Kab. Ketapang, Kalbar, penggunaan PHORGANIK-SR, MIKROBIO Fertiles
dan PHROGENTA, dapat meningkatkan secara signifikan kesuburan
tanaman sawit dilahan berpasir. Ini membuktikan bahwa pupuk yang
diapplikasikan di lahan berpasir tersebut, dapat mengikat unsur hara dan
kelembaban yang diperlukan bagi akar tanaman untuk meyerap unsur hara
tersebut. Disamping itu, mikroorganisme yang terdapat dalam salah satu
pupuk yang diapplikasikan, melakukan tugasnya dengan baik menguraikan
molekul hara besar, menjadi molekuk hara yang tersedia bagi tanaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar,Saran dan Kritik, yang membangun, sangat kami hargai.